Pembicaraan ini akan kita awali dengan beberapa pertanyaan
Pertama, Ketika kamu sakit, kemanakah kamu akan pergi ?
Kedua, Jika mobilmu mogok, akan dibawa kemana mobilmu itu ?
Ketiga,Jika kamu ingin membuat kue yang enak,kepada siapa kamu akan belajar ?
Jawabannya sangat sederhana : Kepada ahlinya.
Begitulah kira-kira logika sederhana membimbing kita. Bila kita punya masalah, tentu kita akan mencari orang yang tepat, yaitu orang yang paling tahu tentang cara memecahkan masalah kita. Ketika sakit, pergi ke dokter, mobil mogok bawa ke bengkel, ingin membuat kue yang enak, belajar ke ahli kue.
Apa jadinya bila orang membawa Teve rusak ke dokter, atau membawa orang sakit ke akuntan? Itu kan bloon, alias sinting.
Demikian juga halnya dengan logika penerapan al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
Dalam hidupnya, manusia butuh aturan, supaya apa ? supaya hidupnya teratur dong.
Lalu aturan yang mana yang paling cocok untuk manusia? Jawabnya, aturan yang dibuat oleh yang membuat manusia. Siapakah dia? Kalian sudah tahu jawabannya : God alias Tuhan alias Gusti Allah. Satu pertanyaan lagi, apa saja sich aturan-aturan yang sudah dibuat oleh gusti Allah itu ? (1) Taurat (2) Jabur (3) Injil (4) al-Qur’an. Dan,karena kita umat Nabi Muhammad, berarti aturan yang sudah dibuat oleh gusti Allah adalah al-Qur’an. Itu berarti pula, bahwa aturan yang paling cocok buat kita manusia adalah al-Qur’an. Ngarti henteu barudak ?
Tambahan hiji deui :
Bagaimana kita bisa yakin bahwa aturan yang cocok untuk manusia adalah aturan yang dibuat oleh Tuhan ?
Jawabnya : ya iya atuh, dengekun yeuh, kan yang bikin manusia itu Tuhan, itu berarti Tuhan tahu betul keadaan manusia. ti luhur sausap rambut jeung ketombe-ketombena, tihandap sahibas dampal jeung rorombeheun-rorombeheunnana, titengah saaya-aya gusti Allah apal pisan kaurang, gusti Allah tahu betul tentang kita, tentang diri kita, tentang keinginan kita, tentang kebutuhan kita, termasuk tentang aturan yang akan cocok bagi kita semua manusia. Sekali lagi, karena dia yang bikin kita.
Dalam al-Qur’an akan kamu dapati pedoman yang benar, yang baik, yang indah yang bermanfaat, dan yang memberi arah bagi kehidupan dunia, kematian dan kehidupan akhirat. Sementara pedoman buatan manusia dalam bidang apapun selalu mengandung cacat, menyimpang, terpecah-pecah dan terbatas.
Al-Qur’an menjelaskan bahwa manusia sebagai khalifah di bumi. Kita diciptakan untuk beribadah hanya kepada Allah. Jadi segala perilaku kita (belajar, bekerja, shalat, dll) harus diniati ibadah. Nilai manusia terletak pada ketaqwaannya. Bukan kegagahan, kecantikan, kekayaan, atau kepopuleran.
Geus heula, bisi lieur loba teuing mah.
Abu Dinan El-Sundie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar